Particle Fever (2013) : Higgs dan Persimpangan Partikel
Salah satu penemuan penting yang mengubah fisika dan dunia adalah penemuan partikel Higgs. Melalui point of view para fisikawan, seperti David E. Kaplan (seorang fisikawan teori yang sekaligus merupakan produser film ini), Fabiola Gianotti (pemimpin proyek eksperimen ATLAS), dan beberapa fisikawan lainnya, film ini menceritakan ketegangan di antara para fisikawan menghadapi penemuan partikel Higgs sehingga menginspirasi judul film dokumenter ini, yaitu Particle Fever (Demam Partikel).
Tak sekedar menceritakan peristiwa penemuan partikel ini, film ini menjelaskan definisi partikel-partikel fundamental, latar belakang proyek Large Hadron Collider, hingga proses penggunaan LHC untuk menemukan partikel Higgs. Selain itu, film ini menceritakan kehidupan fisikawan teori, fisikawan eksperimental, dan bagaimana penemuan partikel ini mengubah pandangan mereka mengenai partikel dan alam semesta secara keseluruhan.
Sebelum memasuki fase penting dalam eksperimen LHC untuk menemukan partikel Higgs, film ini menceritakan secara singkat bagaimana penemuan jenis-jenis partikel, mulai dari yang paling awal seperti proton, elektron, neutron hingga penemuan ratusan partikel yang akhirnya dapat tereduksi dengan sesuatu yang disebut model standar partikel menjadi hanya beberapa jenis saja. Akan tetapi, fisikawan pada film ini meyakini bahwa terdapat ratusan partikel tidak diketahui lainnya yang bersimetri dengan model standar partikel. Teori yang membahasnya disebut supersymmetry. Teori ini mencetuskan bahwa pada setiap partikel terdapat superpartner yang berat, contohnya seperti sup squark yang merupakan super partner dari up quark. Menurut fisikawan teori, penemuan teori ini akan menyelesaikan permasalahan matematika pada model standar partikel. Kepastian dari teori ini tergantung dari bagaimana hasil dari eksperimen yang dilakukan oleh CERN dan ATLAS pada dokumenter ini.
Menurut para fisikawan partikel, jika partikel Higgs memiliki massa sebesar 115 GeV (115 kali lipat massa proton), hal ini merupakan sesuatu yang mereka harapkan selama ini yang memungkinkan adanya supersymmetry untuk menjelaskan model standar partikel dengan lebih baik lagi. Akan tetapi, jika massa Higgs berada pada angka 140 GeV, fisikawan partikel menyebutnya terrible mass karena hal ini berhubungan dengan teori multiverse yang akan membuat hasil penelitian mereka selama ini akan chaos dan Higgs akan menjadi partikel terakhir yang ditemukan.
Setelah sekian lama fisikawan partikel dilanda fever akan kemungkinan-kemungkinan itu, eksperimen CERN dan ATLAS akhirnya menemukan partikel Higgs yang diumumkan pada 4 Juli 2012 dengan massa 126.5 GeV berdasarkan data ATLAS dan 125.3 ± 0.3 GeV menurut data CMS. Menurut Profesor Savas Dimopoulos, hal ini menempatkan para fisikawan partikel di persimpangan jalan yang sangat rumit, di mana salah satu jalan menuju teori supersymmetry yang akan berujung penemuan ratusan partikel lainnya, dan di jalan yang lain terdapat teori multiverse yang sangat abstrak dan rumit. Kedua kemungkinan tersebut akan terus ada sampai percobaan-percobaan Large Hadron Collider berikutnya dengan energi yang jauh lebih tinggi.